Oleh : Fadli Ramadhan Pratomo
Menjadi anak dalam sebuah keluarga mempunyai tanggung
jawab tersendiri yang memang sudah menjadi hakikatnya manusia sejak ia
dilahirkan. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang anak kenal, dan dari
keluarga pula anak belajar hal-hal mendasar yang diperlukan oleh anak dalam
memenuhi kebutuhan hidup. Saya sebagai anak, sudah melewati tahapan-tahapan
itu, sejak kecil saya belajar bagaimana memakai baju yang benar, bagaimana
mengikat tali sepatu, bagaimana cara hidup sehat, bagaimana mengatakan hal
jujur dan hal lainnya. Saat ini, saya sudah mulai berjalan ke kehidupan dimana
saya harus mempraktikkan hidup yang telah diajarkan oleh orang tua kepada saya
sejak kecil. Saya tetap menjadi anak, namun perlahan tanggung jawab saya
sebagai anak semakin meningkat, jikalau dulu tugas utama saya adalah untuk
belajar agar kedua orang tua saya berbangga hati anaknya pintar dan mendapat
juara satu pastilah agak berbeda dengan saya yang saat ini sudah menjadi
mahasiswa, semuanya harus terbiasa dengan pola pikir dewasa dan bertindak
sebagai anak yang sudah dewasa.
Saya bagi keluarga adalah satu-satunya anak yang
dibanggakan karena saya adalah anak tunggal. Menjadi anak tunggal mempunyai
tanggung jawab lebih sulit dibandingkan mereka yang mempunyai adik atau kakak.
Membahagiakan orang tua dengan cara sederhana di setiap kesempatan yang saya
punya, walaupun kesibukan saya saat ini sangat padat, prioritas orang tua tetap
terjaga mengingat orang tua saya kini hanya ada mamah saja, ketika bapak saya
meninggalkan kami pada tahun 2011. Sejak saat itu, mamah menjadi satu-satunya
pelindung bagi saya selain Allah swt.
Kontribusi untuk negara yang saya cintai ini merupakan
tolak ukur bagi saya seberapa dalamnya saya mencintai Indonesia. Memberikan
sesuatu atau apa saja yang saya bisa untuk mengubah sedikit ataupun banyak yang
bermanfaat bagi orang banyak. Mengikuti organisasi-organisasi para pemuda, mengembangkan
diri dengan cara yang positif, tidak membuat kekacauan, berprestasi dan
membanggakan orang disekitar juga merupakan pelayanan diri terhadap negara.
Berbakti kepada negara tidak mesti dengan hal yang besar, hal sederhana saja
sudah cukup untuk mengatakan “Aku cinta Indonesia!”. Misalnya dengan tidak
membuang sampah sembarangan, mengajak teman untuk gotong royong membersihkan
sampah di sekitar kampus.
Lebih jauhnya, saya sekarang tergabung dalam organisasi
sosial yang disebut Ikatan Remaja Peduli anak yatim alumni SMAN 1 Purwakarta,
di lihat dari nama sudah jelas bahwa kami memang alumni SMAN 1 Purwakarta yang
cinta kepada anak yatim, setiap tahun kami mengadakan acara santunan dan
berbagi kepada anak yatim, tidak hanya sekadar berbagi uang santunan namun
lebih jauhnya kami mendidik moral generasi yatim yang berkualitas. Saat ini
Ikatan Remaja Peduli Anak Yatim alumni SMAN 1 Purwakarta atau IRP Anak Yatim
sedang merencanakan untuk membangun “Rumah Yatim” bagi mereka anak yatim yang
tidak mempunyai rumah, ingin mengasah diri, dan kami didik mereka dengan soft skill dan hard skill agar mereka mampu menjadi generasi yatim yang
berkualitas. Semoga rencana kami berjalan dengan lancar sampai Rumah Yatim
tersebut resmi dibuka. Saya juga menjadi surveyor di IRP Anak Yatim ini, dimana
saya mendatangi setiap rumah anak yatim yang disantuni oleh IRP untuk dicek
apakah anak yatim tersebut sangat kekurangan dalam hal ekonomi atau tidak,
sehingga IRP Anak Yatim akan memberikan santunan setiap bulannya kepada yang membutuhkan
selama setahun penuh dengan melalui proses yang berlaku. Dan saya pula yang
menyerahkan santunan bulanan tersebut kepada anak yatim yang terpilih.
Melihat anak yatim bahagia maka saya juga bahagia, karena
dulunya saya pun pernah menjadi yatim ketika bapak meninggalkan saya saat kelas
3 SMP. Begitu pedih, sehingga saya tidak mau melihat kesusahan, kesengsaraan
anak yatim yang lain bertambah banyak, saya bertekad anak yatim harus sukses,
mandiri dan berakhlak baik. Ke depannya saya akan terus berada di IRP Anak
Yatim (karena tidak ada batasan usia) sehingga bisa terus bermanfaat bagi
anak-anak yatim yang membutuhkan uluran tangan kita yang kelak akan menjadi
penerus bangsa Indonesia di masa yang akan datang.
Saya juga saat ini tergabung dalam UKM KUBUS (Kumpulan
Barudak Seni) dimana KUBUS sangat concern terhadap seni yang ada di lingkungan
UPI Kampus Daerah Purwakarta. Saat ini saya menjabat sebagai ketua pada UKM
tersebut. Hobi yang saya punya mengantarkan saya menjadi ketua KUBUS periode
2017-2018. Hobi bermusik sudah ada sejak SD, saat itu bapak mengajarkan saya
begitu kerasnya terhadap musik, sehingga saya benci musik saat SD, tetapi
keadaan malah berbalik arah ketika saya masuk di bangku SMP. Saya mencintai
musik hingga sekarang. Mengembangkan seni dan budaya pada mahasiswa turut serta
berkontribusi dalam melestarikan seni dan budaya Indonesia di lingkungan kampus
memberikan saya pengalaman baru. Karena saya kuliah di PGSD yang tentunya akan
mengajari anak-anak SD tentang seni dan budaya pula.